Tipe Skala Pengukuran Statistik( Khanif Nurul Ahda 1617202014)
Nama : Khanif Nurul Ahda
NIM : 1617202014
Prodi : Perbankan Syari’ah
Fakultas : FEBI
Tipe Skala
Pengukuran Statistik
Sebagian
besar orang pasti sudah lumayan familier bila mendengar kata statistika.
Jika ditanya sejak kapan mereka mengenal statistika mungkin sebagian
besar orang akan menjawabnya “ oh saat saya mulai sekolah, hmm mungkin sekitar
SMP atau SMA”. Tetapi sadarkah anda, sebenarnya kita mengenal statistika
semenjak kita lahir. Tanpa kita sadari saat lahir, kita sudah dikenalkan yang
namanya statistika. Hal yang paling sederhana misalnya : berat dan panjang
badan kita saat lahir.
Sebelum
bicara lebih lanjut tentang statistika, kita perlu mencari tau apa sebenarnya
statistika itu. Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data.
Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data. Data merupakan poin
penting dalam statistika. Dalam statistika data tersebut dapat diukur dengan
beberapa skala, Ada empat tipe skala
pengukuran yang digunakan di dalam statistika,
yaitu nominal, ordinal, interval, dan rasio. Keempat skala pengukuran tersebut
memiliki tingkat penggunaan yang berbeda dalam pengolahan statistiknya.
1.
Skala
Nominal
Skala
pengukuran nominal hanya
bisa membedakan sesuatu yang bersifat kualitatif atau kategoris. Sebagai contoh mengklasifikasi jenis kelamin, agama,
pekerjaan, warna kulit dll. Dalam mengidentifikasi hal-hal di atas digunakan
angka-angka sebagai symbol. Apabila kita menggunakan skala pengukuran nominal,
maka statistik non-parametrik digunakan untuk menganalisa datanya. Hasil
analisa dipresentasikan dalam bentuk persentase. Sebagai contoh kita
mengklaisfikasi variable jenis kelamin menjadi sebagai berikut: laki-laki kita
beri simbol angka 1 dan wanita angka 2.
Skala
Nominal merupakan skala yang paling lemah/rendah di antara keempat skala
pengukuran. Sesuai dengan nama atau sebutannya, skala nominal hanya bisa
membedakan benda atau peristiwa yang satu dengan yang lainnya berdasarkan nama
(predikat). Skala nominal biasanya juga digunakan bila peneliti berminat
terhadap jumlah benda atau peristiwa yang termasuk ke dalam masing-masing
kategori nominal.
2.
Skala Ordinal
Skala Ordinal selain
membedakan sesuatu juga menunjukkan tingkatan, misalnya pendidikan dan tingkat
kepuasan pengguna. terjadi bila obyek yang ada dalam satu katagori suatu skala
tidak hanya berbeda dengan obyek-obyek itu, tetapi juga mempunyai hubungan satu
dengan yang lain. Hubungan yang ada biasa kita jumpai diantara kelas-kelas
adalah : lebih tinggi, lebih disenangi, lebih sering, lebih sulit, lebih dewasa
dan sebagainya
Pengukuran
yang dilakukan dalam skala ordinal adalah obyek dibedakan menurut persamaanya
dan menurut urutannya. Jadi dapat dibuat urutan atau rangking yang lengkap dan
teratur diantar kelas-kelas.
Skala
Ordinal adalah skala yang merupakan tingkat ukuran kedua, yang berjenjang
sesuatu yang menjadi ‘lebih’ atau ‘kurang’ dari yang lainnya, ukuran ini
digunakan untuk mengurutkan objek dari yang terendah hingga tertinggi dan
sebaliknya yang berarti peneliti sudah melakukan pengukuran terhadap variable
yang diteliti. Contoh : mengukur kejuaraan olah raga, prestasi kerja,
senioritas pegawai. Misalnya : Jawaban pertanyaan berupa peringkat misalnya:
sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju dapat
diberi symbol angka 1, 2, 3, 4 dan 5. Angka-angka ini hanya merupakan simbol
peringkat, tidak mengekspresikan jumlah.
Skala
ordinal, lambang-lambang bilangan hasil pengukuran menunjukkan urutan atau
tingkatan obyek yang diukur menurut karakteristik yang dipelajari. Misal, kita
ingin mengetahui preferensi responden terhadap merek indomie goreng: merek
Sarimi, Indomie, Mie Sedap, Gaga Mie kemudian responden diminta untuk melakukan
ranking terhadap merek mie goreng dengan memberi angka 1 untuk merek yang paling
disukai, angka 2 untuk rangking kedua, dst. Rangkuman hasil Rangking Merek mie
goreng sebagai berikut : Indomie = 1 , Mie Sedap = 2, Sarimi = 3, Gaga Mie = 4
Tabel
ini menunjukkan bahwa merek Indomie lebih disukai daripada Mie Sedap, merek Mie
Sedap lebih disukai daripada Sarimi, dsb. Walaupun perbedaan angka antara
preferensi satu dengan lainnya sama, namun kita tidak dapat menentukan besarnya
nilai preferensi dari suatu merek terhadap merek lainnya. Uji statistik yang
sesuai adalah modus, median, distribusi frekuensi dan statistik non-parametrik
seperti rank order correlation.
Skala
Ordinal ini lebih tinggi daripada skala nominal, dan sering juga disebut dengan
skala peringkat. Hal ini karena dalam skala ordinal, lambang-lambang bilangan
hasil pengukuran selain menunjukkan pembedaan juga menunjukkan urutan atau
tingkatan obyek yang diukur menurut karakteristik tertentu. Misalnya tingkat
kepuasan seseorang terhadap produk. Bisa kita beri angka dengan 5 = sangat
puas, 4 = puas, 3 = kurang puas, 2 = tidak puas dan 1 = sangat tidak puas. Atau
misalnya dalam suatu lomba, pemenangnya diberi peringkat 1, 2, 3 dan seterusnya.
3.
Skala Interval
Skala
interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan
ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang
tetap. namun tidak memiliki nilai nol mutlak sehingga titik nol dapat digeser
sesuka orang yang mengukur, misalnya tahun dan suhu dalam Celcius. Misalnya
pada pengukuran suhu. Kalau ada tiga daerah dengan suhu daerah A = 10o C,
daerah B = 15o C dan daerah C=20o C. Kita bisa mengatakan
bahwa selisih suhu daerah B, 5oC lebih panas dibandingkan daerah A, dan selisih
suhu daerah C dengan daerah B adalah 5o C. (Ini menunjukkan
pengukuran interval sudah memiliki jarak yang tetap). Tetapi, kita tidak bisa
mengatakan bahwa suhu daerah C dua kali lebih panas dibandingkan daerah A
(artinya tidak bisa jadi kelipatan). Kenapa ? Karena dengan pengukuran yang
lain, misalnya dengan Fahrenheit, di daerah A suhunya adalah 50o F,
di daerah B = 59o F dan daerah C= 68o F. Artinya, dengan
pengukuran Fahrenheit, daerah C tidak dua kali lebih panas dibandingkan daerah
A, dan ini terjadi karena dalam derajat Fahrenheit titik nolnya pada 32,
sedangkan dalam derajat Celcius titik nolnya pada 0.
4.
Skala
Rasio
Skala
rasio adalah skala data dengan kualitas paling tinggi. Pada skala rasio,
terdapat semua karakteristik skala nominal, ordinal dan skala interval ditambah
dengan sifat adanya nilai nol yang bersifat mutlak. Nilai nol mutlak ini
artinya adalah nilai dasar yang tidak bisa diubah meskipun menggunakan skala
yang lain.
Oleh
karenanya, pada skala ratio, pengukuran sudah mempunyai nilai
perbandingan/rasio. Pengukuran ratio biasanya dalam bentuk perbandingan antara
satu individu atau obyek tertentu dengan lainnya. Pengukuran-pengukuran dalam
skala rasio yang sering digunakan adalah pengukuran tinggi dan berat. Misalnya
Berat : Sari 35 Kg sedang berat Maya 70 Kg. Maka berat Sari dibanding dengan
berat Maya sama dengan 1 dibanding 2. atau berat benda A adalah 30 kg,
sedangkan benda B adalah 60 kg. Maka dapat dikatakan bahwa benda B dua kali
lebih berat dibandingkan benda A.
Dua
skala Pengukuran Pertama (Nominal dan Ordinal) adalah skal pengukuran
Kualitatif karena karakteristiknya tidak namuric, (contoh : Jenis Kelamin,
pekerjaan, dan lain-lain). sedangkan dua skala terakhir (Interval dan Rasio)
adalah skala kuantitatif yang diekspresikan lewat numeric (contoh : berat,
tinggi, biaya, pendapatan dan lain-lain).
SIMPULAN
Dalam
statistika data tersebut dapat diukur dengan beberapa skala, Ada empat tipe skala
pengukuran yang digunakan di dalam statistika,
yaitu nominal, ordinal, interval, dan rasio. Keempat skala pengukuran tersebut
memiliki tingkat penggunaan yang berbeda dalam pengolahan statistiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar