SYARAT DATA YANG BAIK
SYARAT DATA YANG BAIK DAN JENIS-JENIS PEMBAGIAN DATA
DALAM STATISTIKA
Profil Penulis
Nama : Regita Ayu
Okta Safrina
Kelas : 4 Perbankan
Syariah C
NIM : 1617202119
Mata kuliah : Statistika
Ekonomi
Dosen : Mahardhika
Cipta Raharja, S.E., M.Si.
A. Pendahuluan
Statistik pada dasarnya merupakan alat
bantu untuk memberi gambaran atas suatu kejadian melalui bentuk yang sederhana
baik angka maupun (grafik). Menurut Sudjana (2009:2): statistik dipakai, untuk
menyatakan kumpulan data, bilangan maupun non bilangan yang disusun dalam tabel
dan atau diagram, yang melukiskan atau yang menggambarkan suatu persoalan.
Dalam pembuatan data statistik, pasti dibutuhkan syarat-syarat data yang baik
agar dalam pembuatan keputusan tidak salah dan data tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
B. Pembahasan
1. Syarat Data
yang Baik
Data yang salah, apabila digunakan sebagai dasar bagi
pembuatan keputusan, akan menghasilkan keputusan yang salah. Persyaratan data
yang baik, antara lain, obyektif, representative (mewakili), memiliki kesalahan
baku yang kecil, tepat waktu, dan relevan.
Objektif. Data yang objektif berarti bahwa data harus sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya (as it is). Misalnya, produksi yang turun
dilaporkan naik, ini tidak objektif, harga satu satuan barang Rp500,-
dilaporkan Rp750,- walaupun ada kuitansi, tetap tidak objektif.
Representative (mewakili). Data harus mewakili objek yang diamati.
Misalnya, jika laporan produksi padi dari suatu daerah hanya didasarkan atas
hasil sawah-sawah yang subur saja, ini jelas tidak mewakili; laporan harga yang
hanya didasarkan atas pasar-pasar yang murah saja juga tidak mewakili; laporan
konsumsi susu hanya dari golongan orang kaya saja juga tidak mewakili.
Kesalahan sampling (sampling error) kecil. Suatu perkiraan (estimate) dikatakan baik
(mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi) apabila kesalahan samplingnya kecil.
Ketiga syarat tersebut diatas sering disebut syarat
data yang dapat diandalkan (reliable). Sedangkan kedua syarat
berikut lebih menunjukan manfaat atau kegunaannya, yaitu;
Tepat waktu. Apabila data akan dipergunakan untuk
melakukan pengendalian atau evaluasi, maka syarat tepat waktu ini penting
sekali agar sempat dilakukan penyesuaian atau koreksi seperlunya kalau ada
kesalahan atau penyimpangan yang terjadi didalam implementasi suatu
perencanaan.
Relevan. Data yang dikumpulkan harus ada hubungannya dengan
masalah yang akan dipecahkan. Misalnya, pemerintah mengetahui faktor-faktor
yang menyebabkan kemerosotan produksi padi selama beberapa tahun terakhir.
2. Jenis-Jenis
Pembagian Data
DATA
|
a. Data menurut
Sifat
·
Kualitatif, adalah data yang tidak berbentuk angka (nonnumeric).
Misalnya, produksi daging sapi meningkat, harga daging ayam mahal, penyaluran
pupuk berjalan lancar dan sebagainya.
·
Kuantitatif, adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka.
Misalnya, produksi padi meningkat 10%, harga daging sapi per kilogram rata-rata
adalah Rp 15.000, sebanyak 99% pupuk telah disalurkan, penduduk Indonesia pada
tahun 1990 adalah 200 juta, dan sebagainya.
b. Data menurut
Sumber
·
Internal, adalah data yang bersumber dari keadaan atau
kegiatan suatu organisasi atau kelompok. Misalnya data penjualan dan data
produksi suatu perusahaan.
·
Eksternal, adalah data yang bersumber dari luar suatu
organisasi atau kelompok. Misalnya suatu perusahaan mencari data mengenai daya
beli konsumen dari kantor Badan Pusat Statistik setempat, jumlah uang beredar,
inflasi.
c. Data menurut
Cara Memperoleh
·
Primer, adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh
suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya. Misalnya suatu
perusahaan ingin mengetahui konsumsi susu rata-rata penduduk di suatu daerah
dengan cara melakukan wawancara langsung kepada penduduk setempat.
·
Sekunder, adalah data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan
telah diolah oleh pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi (BPS, LIPI,
KPU, dan BI).
d. Data menurut
Waktu Pengumpulan
·
Time series, adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu.
Tujuannya adalah untuk menggambarkan perkembangan suatu kegiatan dari waktu ke
waktu. Misalnya, perkembangan produksi padi selama 5 tahun terakhir,
perkembangan SEMBAKO selama 10 bulan terakhir, perkembangan penjualan produk
suatu perusahaan selama 5 tahun terakhir, dan sebagainya.
·
Cross section, adalah data yang dikumpulkan dalam suatu periode
tertentu, biasanya menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam periode tersebut.
Misalnya, hasil sensus penduduk tahun 1990 menggambarkan keadaan Indonesia pada
tahun 1990 menurut umur, jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan, dan
sebagainya.
C. Kesimpulan
Dalam pembuatan keputusan pasti membutuhkan
syarat data yang baik, persyaratan data yang baik antara lain objektif yang
berarti data harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, representative yaitu
data harus mewakili objek yang diamati, kesalahan sampling kecil yaitu suatu
perkiraan dikatakan baik apabila kesalahan samplingnya kecil. Ketiga syarat
tersebut disebut syarat data yang dapat diandalkan. Kemudian ada syarat berikut
yang menunjukan manfaat atau kegunaannya. Yang pertama tepat waktu yaitu data
dipergunakan untuk melakukan pengendalian atau evaluasi, yang kedua relevan
yaitu data yang dikumpulkan harus ada hubungannya dengan masalah yang akan
dipecahkan.
Kemudian jenis-jenis pembagian data dibagi
menjadi empat yaitu :
1. Menurut sifat
·
Data kualitatif
·
Data kuantitatif
2. Menurut sumber
·
Data internal
·
Data eksternal
3. Menurut cara memperoleh
·
Data primer
·
Data sekunder
4. Menurut waktu pengumpulan
·
Time series
·
Cross section
Daftar Pustaka
J. Supranto. 2008. Statistik : Teori dan
Aplikasi Edisi Ketujuh. Jakarta : Erlangga.
Komentar
Posting Komentar