Perbedaan Hipotesis Statistik dengan Hipotesis Penelitian (Rara Bilqis-1617202117)
PERBEDAAN HIPOTESIS STATISTIK DENGAN
HIPOTESIS PENELITIAN
Nama : Rara Bilqistaifa
Nareshwara
Kelas/NIM : 4 PS C / 1617202117
Mata Kuliah : Statistik II
Dosen Pengampu : Mahardika Cipta Raharja, S.E., M. Si.
Tema : Uji Hipotesis
Perbedaan Hipotesis
Statistik dengan Hipotesis Penelitian
Langkah awal
sebelum membahas tentang perbedaan antara hipotesis ststistik dengan hipotesis
penelitian yaitu dengan memahami terlebih dahulu apa itu hipotesis. Ketika sedang melihat sebuah drama ataupun reality show di
televisi, kita pasti pernah menduga-duga apa yang akan terjadi pada tokoh utama
di akhir cerita. Jika pernah, apa dasar yang gunakan untuk membuat dugaan
tersebut?
Dalam kehidupan ini ada banyak hal yang
membuat kita sering menduga-duga tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.
Seringkali dugaan-dugaan tersebut muncul karena adanya pengalaman akan hal yang
sama atau setidaknya mirip dengan kejadian yang tengah kita hadapi. Dalam ranah
penelitian, dugaan-dugaan juga seringkali muncul. Dugaan ini lebih sering
disebut dengan istilah hipotesis.
Hipotesis dapat diartikan secara sederhana
sebagai dugaan sementara. Hipotesis berasal dari bahasa Yunani hypo yang
berarti di bawah dan thesis yang berarti pendirian, pendapat
yang ditegakkan, kepastian. Jika dimaknai secara bebas, maka hipotesis berarti
pendapat yang kebenarannya masih diragukan. Untuk bisa memastikan kebenaran
dari pendapat tersebut, maka suatu hipotesis harus diuji atau dibuktikan
kebenarannya. Untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis, seorang peneliti
dapat dengan sengaja menciptakan suatu gejala, yakni melalui percobaan atau
penelitian. Jika sebuah hipotesis telah teruji kebenarannya, maka hipotesis
akan disebut teori.
Dalam penelitian ada dua jenis hipotesis yang
seringkali harus dibuat oleh peneliti, yakni hipotesis penelitian dan hipotesis
statistik. Pengujian hipotesis penelitian merujuk pada menguji apakah hipotesis
tersebut betul-betul terjadi pada sampel yang diteliti atau tidak. Jika apa
yang ada dalam hipotesis benar-benar terjadi, maka hipotesis penelitian
terbukti, begitu pun sebaliknya. Sementara itu, Hipotesis statistik
adalah adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi yang sifatnya
masih sementara atau lemah tingkat kebenarannya. Pada kesempatan
sebelumnya kita telah membahas tentang hipotesis dan hipotesis penelitian. Kini
saatnya kita akan mengupas habis perihal hipotesis statistik.
Hipotesis statistik bisa berbentuk suatu variabel
seperti binomial, poisson, dan normal atau nilai dari suatu parameter, seperti
mean, varians, standar devaiasi dan proporsi. Hipotesis statistik haruslah
diuji, karena itu harus berbentuk kuantitas agar dapat diterima atau ditolak.
Diterima jika hasil pengujian membenarkan pernyataannya dan akan ditolak jika
terjadi penyangkalan dari pernyataan tersebut.
Perbedaan
Hipotesis Penelitian dan Hipotesis Statistik
Setelah
membaca pengertian hipotesis statistik di atas serta artikel sebelumnya
tentang hipotesis penelitian,
tentunya para pembaca akan bertanya-tanya, apa ada perbedaan antara hipotesis
penelitian dan hipotesis statistik? Maka jawabannya ya. Mari kita bahas lebih
mendalam lagi perbedaan antara kedua hipotesis statistik dan hipotesis
penelitian.
Kita coba yang pertama,
yaitu hipotesis penelitian. Coba bayangkan atau ilustrasikan bahwa anda menduga
bahwa pegawai dari sebuah instansi pemerintah sebagian besar lulusan SMA, misal
sebut saja instansi dinas A. Maka anda harus melakukan penelitian dengan cara
mendatangi instansi tersebut dan menanyakan pendidikan terakhir secara satu per
satu pada semua pegawainya. Jika sebagian besar pegawainya adalah lulusan SMA,
maka benarlah dugaan anda. Itu yang dimaksud dengan hipotesis penelitian.
Selanjutnya kita coba pahami
yang kedua, yaitu hipotesis statistik. Anda mendengar kabar dari teman anda,
bahwa karyawati sebuah Rita Supermall cantik-cantik. Misal sebut saja Mall B.
Karyawatinya sejumlah 300 orang. Pahami bahwa 300 karyawati adalah sebuah
populasi. Maka anda mendatangi Rita Supermall tersebut lalu bertemu dengan 20
karyawati di tempat tersebut. Pahami bahwa 20 karyawati adalah sampel yang
diteliti. Dan betul, ternyata 15 dari 20 karyawati yang berhasil anda temui
ternyata memang cantik.
Pertanyaanya: apakah 15
dari 20 tersebut sudah dapat dijadikan patokan bagi anda untuk membuat
kesimpulan bahwa seluruh karyawati Rita Supermall tersebut cantik-cantik?
Itulah yang disebut dengan hipotesis statistik. Nah, disinilah nanti anda akan
dihadapkan pada istilah yang disebut dengan “Uji Hipotesis”.
Setelah
uraian di atas, apakah sudah clear pemahaman para pembaca perihal perbedaan
keduanya? Agar lebih jelas lagi, kita coba sederhanakan saja. Hipotesis
penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian yang berawal
dari permasalahan penelitian. Sedangkan hipotesis statistik adalah dugaan
sementara apakah sampel yang diteliti dapat mewakili keseluruhan populasi.
Contoh Hipotesis Statistik
Setelah memahami hipotesis penelitian,
saatnya kini kita coba memahami perihal contoh hipotesis statistik. Berikut
adalah contoh dari hipotesis statistik : hanya digunakan apabila kita mengambil
sampel dari sebuah populasi, diuji menggunakan statistik inferensial, yang mana
tujuannya adalah untuk menguji apakah sampel dapat mewakili populasi ataukah
tidak. Hipotesis statistik tidak wajib dilakukan jika kita mengambil data dari
populasi (cara sensus), atau jika kita tidak ingin melakukan generalisasi untuk
membuktikan apakah sampel dapat mewakili populasinya atau tidak.
Contoh
Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian : Ada hubungan antara
IQ dengan hasil belajar.
Menurut
Suharsimi Arikunto (2006:71) berpendapat bahwa hipotesis adalah suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul. Adapun yang menjadi hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran jigsaw lebih efektif daripada
explicit instruction terhadap prestasi belajar matematika pada siswa
kelas VII MTs Negeri Goranggareng tahun ajaran 2010/2011.
2. Prestasi belajar matematika pada siswa kelas VII
MTs Negeri Goranggareng tahun ajaran 2010/2011 yang mempunyai motivasi
belajar tinggi lebih baik daripada motivasi belajar sedang dan motivasi belajar
sedang lebih baik daripada motivasi belajar rendah.
3. Ada interaksi antara model pembelajaran yang
digunakan dengan motivasi belajar matematika siswa kelas VII MTs Negeri
Goranggareng tahun ajaran 2010/2011, baik pada siswa yang mempunyai motivasi
belajar tinggi, sedang, maupun rendah terhadap prestasi belajar.
Berdasarkan
kajian teori dan kerangka pemikiran, peneliti menyatakan hipotesis penelitian
dari penelitian ini adalah:
1. Prestasi belajar matematika siswa yang diberikan
pembelajaran dengan model pembelajaran NHT lebih baik dari pada siswa yang
diberikan pembelajaran snowball trowing pada siswa kelas VIII semester genap di
SMP Negeri 1 Plaosan tahun 2011/2012.
2. Prestasi belajar matematika siswa yang
keaktifannya tinggi lebih baik dari pada yang keaktifannya sedang dan rendah,
siswa yang keaktifannya sedang lebih baik dari pada siswa yang keaktifannya
rendah pada siswa kelas VIII semester genap di SMP Negeri 1 Plaosan tahun
2011/2012.
3. Ada interaksi antara model pembelajaran NHT dan
model snowball throwing dengan keaktifan siswa tinggi, sedang, maupun rendah
terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII semester genap di SMP
Negeri 1 Plaosan tahun 2011/2012.
Berdasarkan
rumusan masalah dan kerangka pemikiran, maka hipotesis penelitian ini adalah:
“Prestasi
belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran NHT lebih baik
daripada yang diajar dengan model pembelajaran STAD pada kelas VII SMP Negeri
13 Madiun”.
Prof. Dr. Sugiyono. 2014. Statistika
Untuk Penelitian. (Bandung: Alfabeta)
Komentar
Posting Komentar