Mengenal Teknik-Teknik Pengambilan Sampel dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari (Azhlia Dyah Lestari 1617202090)



Tema: Teknik Pengambilan Sampel
Judul: Mengenal Teknik-Teknik Pengambilan Sampel dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari


















Nama : Azhlia Dyah Lestari
NIM    : 1617202090
Kelas   : 4 Ps C
Makul : Statistik II
Dosen  : Mahardhika Cipta R, S.E., M.Si.

A. PENDAHULUAN
Bagi kita yang sering melakukan penelitian-penelitian, pasti membutuhkan sampel dalam penelitian. Apa itu Sampel?
 Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili seluruh karakteristik dari populasi. Sebuah populasi dengan kuantitas besar dapat diambil sebagian dengan kualitas sampel yang mewakili sama persis dengan kualitas dari populasi dengan kata representatif. Jumlah dari sampel tidak selalu besar dan juga tidak selalu kecil, hal ini bergantung pada pada keterwakilan karakter dari sampel. Sebagai contoh pada penelitian menganai golongan darah, tentu saja tidak perlu memasukkan seluruh darah dari seseorang ke dalam laboratorium karena 2 ml darah sudah cukup untuk digunakan utnuk mengetahui golongan darah yang ada di bagian kaki, kepala atau tangan dari pasien. Pada beberapa bentuk penelitian kemungkinan jumlah harus terpenuhi sehingga ada aturan baku mengani sampel minum yang harus diambil dalam sebuah penelitian.


B. PEMBAHASAN
Teknik Pengambilan Sampel atau Sampling
Teknik sampling adalah sebuah metode atau cara yang dilakukan untuk menentukan jumlah dan anggota sampel. Setiap anggota tentu saja wakil dari populasi yang dipilih setelah dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakter. Teknik sampling yang digunakan juga harus disesuaikan dengan tujuan dari penelitian. Populasi terdiri dari sekumpulan individu yang bersifat heterogen terbatas. Ada banyak variasi variabel yang melekat pada masing-masing individu. Perbedaan ini bisa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal dari individu seperti halnya wilayah tempat tinggal, tingkat pendidikan, budaya atau gaya hidup dalam suatu daerah tertentu. Subjektifitas dari individu-individu yang memiliki sifat determinan yang berulang pada populasi akhirnya membentuk karakter dari populasi secara umum. Berdasarkan karakter ini, dapat disimpulkan bahwa pengambilan sampel dari populasi tidak bisa dilakukan begitu saja namun dibutuhkan suatu teknik agar sampel yang ditarik tetap representatif.
 Hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel atau sampling adalah seluruh variabel yang berkaitan dengan penelitian. Unsur-unsur khusus yang melekat pada pribadi tentu saja perlu diperhatikan karena individu dengan kemampuan khusus dalam sampel akan membawa bias data dan tentu saja mempengaruhi distribusi data yang ada. Kesesuaian karakteristik daerah, tingkatan, dan juga kecenderungan khusus juga perlu dipertimbangkan dalam memilih teknik sampling yang sesuai.
Jenis dan Metode Sampling
Sampling secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua (2) kelompok, yaitu Probability sampling dan Nonprobability sampling. Adapun Probability sampling menurut Sugiyono adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan Nonprobability sampling menurut Sugiyono adalah teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
     1)       Probability sampling
Probability sampling menuntut bahwasanya secara ideal peneliti telah mengetahui besarnya populasi induk, besarnya sampel yang diinginkan telah ditentukan, dan peneliti bersikap bahwa setiap unsur atau kelompok unsur harus memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Adapun jenis-jenis Probability sampling adalah sebagai berikut :
a) Simple random sampling, Simple random sampling adalah metode penarikan dari sebuah populasi atau semesta dengan cara tertentu sehingga setiap anggota populasi atau semesta tadi memiliki peluang yang sama untuk terpilih atau terambil. Menurut Sugiyono dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi  dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Teknik ini dapat dipergunakan bilamana jumlah unit sampling di dalam suatu populasi tidak terlalu besar.  Misal, populasi terdiri dari 500 orang mahasiswa program  S1 (unit sampling). Untuk memperoleh sampel sebanyak  150 orang dari populasi  tersebut, digunakan teknik  ini,  baik dengan cara undian, ordinal, maupun tabel bilangan random. Teknik ini dapat digambarkan di bawah ini.





b) Proportionate stratified random sampling, Stratified Random Sampling biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berstrata. Menurut  Sugiyono teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Misalnya suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari berbagai latar belakang pendidikan, maka populasi pegawai itu berstrata. Populasi berjumlah 100 orang diketahui bahwa 25 orang berpendidikan SMA, 15 orang diploma, 30 orang S1, 15 orang S2 dan 15 orang S3. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut dan diambil secara proporsional.
c) Disproportionate stratified random sampling Sugiyono menyatakan bahwa teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari PT tertentu mempunyai mempunyai 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang lulusan SMU, 700 orang lulusan SMP, maka 3 orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok itu terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU dan SMP.
d) Area (cluster) sampling (sampling menurut daerah), Menurut Margono Teknik ini disebut juga cluster random sampling. Teknik ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster. Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Indonesia memiliki 34 propinsi dan akan menggunakan 10 propinsi. Pengambilan 10 propinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling. Contoh tersebut dikemukakan oleh Sugiyono sedangkan contoh lainnya dikemukakan oleh. Ia mencontohkan bila penelitian dilakukan terhadap populasi pelajar SMU di suatu kota. Untuk random tidak dilakukan langsung pada semua pelajar-pelajar tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga. Teknik ini dapat digambarkan di bawah ini.










      2)       Nonprobability sampling
Non Probability sampling adalah sebuah teknik sampling yang tidak memperhatikan banyak variabel dalam penarikan sampel. Sampel-sampel dari Nonprobability Sampling juga disebut sebagai subjek penelitian dimana hasil dari uji yang dilakukan pada sampling tidak memiliki hubungan dengan populasi.
a.    Sampling sistematis. Sugiyono menyatakan bahwa sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya pengambilan sampel pada setiap orang ke-10 yang datang ke puskesmas. Jadi setiap orang yang datang di urutan 10,20,30 dan seterusnya maka itulah yang dijadikan sampel penelitian.
b.   Quota sampling. Menurut Sugiyono,ia menyatakan bahwa  sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Dalam  teknik  ini  jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah kuota terpenuhi, pengumpulan data dihentikan. Sebagai contoh, saya bersama kelompok saya akan melakukan penelitian terhadap pegawai golongan II. Setelah jumlah sampel ditentukan 100 dan jumlah anggota peneliti berjumlah 5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan (golongan II) sebanyak 20 orang.
c.    Sampling aksidental. Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel  berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data yang diinginkan. Dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui. Misalnya penelitian tentang pendapat umum mengenai pemilu dengan mempergunakan setiap warga  negara yang telah dewasa sebagai unit sampling. Peneliti mengumpulkan data langsung dari setiap orang dewasa yang dijumpainya, sampai jumlah yang diharapkan terpenuhi. Contoh lain yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu seorang peneliti ingin meneliti kebersihan Kota Bandung. Selanjutnya dia menanyakan tentang kebersihan Kota Bandung pada warga Bandung yang dia temui saat itu juga.
d.   Purposive sampling. Sugiyono menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan  pertimbangan tertentu. Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling  didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah  diketahui sebelumnya, dengan kata lain unit sampel yang  dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang  diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.
Contoh Purposive Sampling yaitu penelitian tentang nyeri pada pasien diabetes mellitus yang mengalami luka pada tungkai kaki. Maka kriteria inklusi yang dipakai antara lain:
1.      Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai kaki)
2.      Usia 18-59 tahun
3.      Bisa membaca dan menulis
Maka kriteria eksklusi:
1.      Penderita Diabetes Melitus yang memiliki penyakit penyerta lainnya seperti gangguan ginjal, gagal jantung, nefropati, dan lain sebagainya.
2.      Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.
Dari kedua hal tersebut, maka purposive sampling dapat diketahui dengan dua kriteria tersebut.
e.    Sampling jenuh. Menurut Sugiyono sampling jenuh adalah  teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi  digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila  jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah  lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Contohnya yaitu pada suatu Rumah Sakit terdapat 10 penderita lupus, maka populasi tersebut dijadikan sampel secara keseluruhan.
f.    Snowball sampling. Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding semakin lama semakin besar. Metode pengambilan sampel Snowball atau Bola salju ini sangat cocok untuk penelitian mengenai hal-hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi. Misalnya penelitian tentang kaum waria, penderita HIV, dan kelompok khusus lainnya.
    Teknik pengambilan sample Snowball sampling dapat digambarkan sebagai berikut.


Dari berbagai teknik pengambilan sampel diatas, pastilah seorang peneliti harus bijak dalam memilih jenis teknik mana yang tepat diambil untuk menentukan sampelnya. Peneliti juga harus bisa melaksanakan penelitian dengan cermat, jujur, dan teliti. Oleh karenanya, jenis teknik pengambilan sampel sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Referensi
Boediono & Koster, Wayan. 2004. Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Kerlingger, Fred N. 2008. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta : UGM
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta
S. Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan: Komponen MKDK. Jakarta : Rineka Cipta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS UNIVARIAT, BIVARIAT DAN MULTIVARIAT

Penerapan Statistika Dalam Kehidupan Sehari-hari (Fitri Hidayatuz Zahroh)

Distribusi Poisson dan Penerapannya Dalam Kehidupan Sehari-hari