METODE TAFSIR IJMALI PERIHAL KEWAJIBAN BEKERJA




NAMA                                    : JULITA
NIM                                        : 1617202103
SEMESTER                            : 4 PS C
FAKULTAS/ PRODI            : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam/ 
                                                  Prodi Perbankan Syariah
METODE TAFSIR IJMALI PERIHAL BEKERJA
PENDAHULUAN
Bekerja adalah suatu kewajiban bagi semua manusia, karena dengan bekerja manusia dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Bekerja juga bukan merupakan sebuah rutinitas belaka, akan tetapi membutuhkan kesungguhan untuk melaksanakannya.
Dengan kesungguhan dalam bekerja diharapkan seseorang dapat merubah keadaan diri mereka sendiri.  Banyak ayat Alquran yang menjadi motivasi kita sebagai manusia agar semangat dalam bekerja. Bekerja juga harus dengan rasa sungguh sungguh dan berhati hati karena setiap pekerjaan atau amalan kita akan diperlihatkan dihadapan Alloh dan orang orang mukmin, sebagaimana di jelaskan dalam Qur’an surat At-taubah : 105 yang nantinya akan di bahas dalam makalah ini.
Oleh karena pentingnya bekerja, maka saya ingin menyusun sebuah makalah dengan kajian tafsir Qur’an surat At- taubah : 105 yang berhubungan dengan perintah dan anjuran untuk bekerja dengan menggunakan metode tafsir Ijmali.


PEMBAHASAN

A.    Al QUR’AN SURAT AT-TAUBAH : 105

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya :
Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasulnya serta orang-orang beriman akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.[1]
B.     METODE TAFSIR IJMALI
Tafsir Ijmali adalah menjelaskan ayat ayat Al Qur’an secara global, dari ayat ke ayat mengikuti tertib mushaf. Pembahasannya secara populer tidak terlalu mendalam, yang dapat diserap oelh orang-orang yang hanya mempunyai bekal ilmu pengetahuan sedikit, sebagai konsumsi orang awam.[2] Di antara contohnya adalah Tafsir Jalalayn dan al-Bayan: Tafsir ash Shiddieqy.
Adapun karakteristik tafsir Ijmali adalah dibahas denganmengikuti urutan mushaf, ditafsirkan secara global, dangkal, dan hanya meliputi yang ditunjuk oleh ayat sehingga dapat terdiri atas beberapa topik sesuai dengan ayat yang sedang dibahas dan dipaparkan secara deskriptif.[3]



C.    TAFSIR AL QUR’AN
( Surat At-Taubah : 105 dengan Metode Tafsir Ijmali )
Tafsir ijmali adalah merupakan metode tafsir yang menjelaskan ayat secara global dan dangkal, dalam tafsir qur’an surat at taubah : 105 ini sesuai dengan yang ada dalam Tafsir al Qur’an menjelaskan secara singkat bahwa pada ayat ke 105 surat At-taubah, Alloh telah memerintahkan kepada Rasul-Nya agar menyampaikan kepada umatnya, bahwa ketika mereka telah mengerjakan amal amal shaleh, maka Alloh dan Rasul-Nya serta orang orang mukmkin lainnya akan melihat dan menilai amal-amal tersebut. Dan mereka akan dikembalikan ke alam akhirat dan mereka akan diberikan ganjaran atas amal yang mereka kerjakan selama hidup di dunia.[4] Dalam tafsir  Qur’anul Majid An-Nuur, bahw kalimat : وقل اعملوا فسيرى الله عليكم ورسوله والمؤمنون
 menurut Hasby ash-shiedqy dalam tafsirnya menyebutkan bahwa Rasululloh SAW diperintah oleh Alloh untuk menyampaikan kepada umatnya  “bekerjalah untuk duniamu dan untuk akhiratmu, untuk dirimu dan kaummu, karena amal perbuatan yang menjadi sumber kebahagiaan dan Alloh akan melihat amalmu. Baik berupa amal kebajikan maupun amal kejahatan atau kemaksiatan. Dan amal manusia juga akan dilihat oleh Rasul dan para mukminin, serta mereka akan memberikan semua hakmu di dunia. [5]
وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Pada hari kiamat, manusia akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui segala rahasia manusia dan mengetahui semua perkara yang manusia perlihatkan. Allah pada hari kiamat akan menerangkan semua amal perbuatan manusia serta memberikan balasan yang sesuai dengan amal perbuata manusia di muka bumi. Jika manusia ketika dimuka bumi amalnya baik, tentu akan mendapatkan pembalasan yang baik pula. Sebaliknya, jika manusia bernuat maksiat, maka pasti akan mendapatkan siksa dari Allah[6]
D.    Refleksi Penafsiran Penulis terhadap Qs. At-Taubah: 105

Secara umum Qs. At-Taubah : 105 ini menjelaskan bahwa setiap manusia diharuskan untuk bekerja sesuai dengan keinginan dan kemampuanya, dengan mempertimbangkan segala manfaat dan madhorotnya. Selian itu setiap dari kita yang melakukan suatu pekerjaan maka ia akan dilihat oleh Alloh dan RasulNya serta orang orang mukmin menjadi saksi atas apa yang kita kerjakan. Jika kita melihat dari sisi teori menejemen maka perihal pengawasan terhadap pekerjaan adalah merupakan bagian dari proses menejemen, sebagaimana yang tertera dalam teori menejemen bahwa proses menejemen terdiri dari:  planing, organizing, directing dan controling.[7] Dengan adanya controling, maka ketika kita bekerja selalu merasa terawasi. Sesuai dengan Qs.At-Taubah : 105 bahwa setiap pekerjaan yang kita kerjakan selalu dilihat oleh Alloh dan Rasulnya serta orang mukmin lainya menjadi saksi atas apa yang kita kerjaan.
Islam adalah akidah, syariah, dan amal. Jadi umat Islam tidak cukup hanya melakukan ibadah kepada Allah dan Rasul saja, tetapi juga dituntut untuk melakukan amal perbuatan berupa bekerja sebagaimana yang ditentukan Allah SWT.[8]
Dalam undang-undang pasal 27 ayat 2 UUD 1945. Bahwa setiap warga negara Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Bahwa seluruh warga negara khususnya Indonesia tidak berkeinginan menjadi pengangguran dan juga tidak ingin menjadi orang miskin.
Bekerja juga memiliki etika, sehingga dengan etika kerja, semua pekerjaan akan sesuai dengan apa yang dikehendaki. Etika / etos dalam bekerja adalah sebagai pandangan bagaimana melakukan kegiatan yang bertujuan mendapatkan hasil atau mencapai kesuksesan.[9]
PENUTUP DAN KESIMPULAN
Bekerja adalah sebuah keharusan bagi setiap orang. Dengan bekerja seseorang dapat memenuhi segala kebutuhan dan keinginannya. Dengan bekerja pula seseorang mampu meraih kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat. Dalam penjelasan diatas bahwa penulis lebih fokus terhadap pembahasan Tafsir ayat Al-qur’an Surat At-Taubah: 105 dengan menggunakan metode Tafsir Ijmali.
Metode tafsir ijmali sendiri adalah metode yang dimana menjelaskan atau menafsirkan ayat alqur’an dengan cara global dan secara umum, tidak terlalu mendalam.
Bahwa setiap pekerjaan atau amal yang kita kerjakan akan dilihat oleh Alloh SWT dan RasulNya, serta orang orang mukmin lain akan menjadi saksi atas pekerjaan dan amal yang kita kerjakan. 





[1] Kementrian Agama RI., Alqur’an dan Tafsirnya, ( Jakarta: Lentera Abadi, 2010). jil IV. Hlm 198
[2] Naqiyah Mukhtar. Ulumul Qur’an. ( Purwokerto: STAIN PRESS, 2013). Halm. 173
[3]. Naqiyah Mukhtar. Ulumul Qur’an. ( Purwokerto: STAIN PRESS, 2013). Halm. 174
[4] Kementrian Agama RI., Alqur’an dan Tafsirnya, ( Jakarta: Lentera Abadi, 2010). jil IV. Hlm 201
[5] Teuku Muhammad Hasbi ash-shidieqy, Tafsir Al Qur’anul Majid an-Nuur ( Semarang: Pustaka Rizki Putra,2000 ) halm. 1735
[6] Teuku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nur, hlm.1735.
[7] Fathul Aminudin Aziz. Manajemen Dalam Perspektif Islam. (Cilacap: Pustaka El bayan, 2017 ), halm.17
[8] Dr. Ir. H. Purwanto, SK., dkk. Etika Membangun Masyarakat Islam Modern. (Graha Ilmu: Yogyakarta dan Universitas Mercubuana: Jakarta Barat, 2006). Hlm. 100
[9] Dr. Ir. H. Purwanto, SK., dkk. Etika Membangun Masyarakat Islam Modern. (Graha Ilmu: Yogyakarta dan Universitas Mercubuana: Jakarta Barat, 2006). Hlm. 100

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS UNIVARIAT, BIVARIAT DAN MULTIVARIAT

Distribusi Poisson dan Penerapannya Dalam Kehidupan Sehari-hari

Penerapan Statistika Dalam Kehidupan Sehari-hari (Fitri Hidayatuz Zahroh)