STATISTIK
TEMA: STATISTIK
NAMA: Nia kurnia
NIM: 1617202111
KELAS: 4 PSC
MATAKULIAH: Statistik Ekonomi
DOSEN: Mahardika C. R., S.E., M.Si
PENDAHULUAN
statistik adalah ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengelolaan, penyajian, dan analisis data termasuk cara pengambilan kesimpulan dengan memperhitungkan unsur ketidakpastian (uncertain) berdasarkan konsep probabilitas. Definisi lain statistik adalah kumpulan data dalam bentuk angka maupun bukan angka disusun dalam bentuk daftar (tabel) dan atau diagram.
PEMBHASAN
satistika sangat berguna dalam membantu pengambilan keputusan yang tepat menggunakan “kaidah pembuktian” dengan memanfaatkan data dan fakta yang mempunyai nilai informasi.
Bagi mahasiswa dan pengguna statistika tentunya memahami bahwa fakta yang menjadi data dan gambar tidaklah berbohong, namun dalam statistika juga dikenal apa yang dinamakan “kebohongan” statistika.
Mengapa hal demikian terjadi? Kebohongan statistika terjadi karena statistika diterapkan secara tidak tepat. Dalam hal ini statistika terjadi karena statistika diterapkan secara tidak tepat. Dalam hal ini statistika digunakan untuk mendukung suatu kebohongan, sehingga kebohongan tersebut seolah-olah tidak terjadi karena didukung atau ditutupi dengan data yang disajikan dengan metode statistika yang tepat. Berjamin Disraeli menyatakan “figures don’t lie;liar figures” gambar dan data tidak pernah berbohong, namun oranglah yang memanipulasi atau menyajikan gambar dan data secara tidak tepat. Oleh sebab itu, kegunaan statistika akan sangat berarti apabila dalam proses mendapatkan, mengolah, dan menyajikan data dilakukan dengan jujur dan cara yang tepat
Kebanyakan orang memandang bahwa mereka yang mencantumkan data statistik kedalam tulisan, video, presentasi, debat, atau bentuk penyampaian informasi lainnya, merupakan orang yang kredibel dan berpendidikan. Mereka mencantumkan data statistik sebagai bukti pendukung yang kuat agar maksud dan tujuan utama dari informasi yang ingin disampaikan bisa tercapai. Statistik sering juga dijadikan payung dalam membantah argumen lawan, dan orang yang berbicara menggunakan data statistik seakan-akan terlihat expert dalam bidang yang sedang diisukan.
Sebenarnya, tidak ada satu hal pun yang salah dalam penyampaian data statistik, terlebih lagi data statistik dihitung dengan ilmu matematika yang selalu memiliki jawaban yang pasti. Namun sadarkah kamu, kalau ada beberapa orang, yang ketika mereka memasukan data statistik kedalam informasi yang disampaikan, sebenarnya bukan hanya ingin dianggap benar dan kredibel oleh kamu, tapi lebih jauh dari itu : mereka ingin mempengaruhi kamu agar percaya dengan ide atauopini yang disampaikan. Padahal, tidak semua data statistik bisa dikatakan akurat-terlebih dalam meramal suatu hal-serta berkorelasi langsung dengan topik yang sedang dibahas.
Contoh statistik tabel hasil perolehan suara pemilihan ketua OSISI SMPN 2 Mojolaban:
Statistik merupakan sebuah produk buatan manusia. Dimana didalamnya belum tentu dapat secara langsung menggambarkan persis apa yang terjadi karena setiap data statistik memiliki nilai margin of error-nya masing-masing. Namun kenyataannya, statistik sering dijadikan data pendukung layaknya fakta konkret suatu peristiwa yang mana sebenarnya kita perlu tahu bahwa data yang digunakan dapat berupa data primer (data yang sampelnya diambil dan diolah langsung) dan data sekunder (data yang diambil dari sumber lain yang telah melakukan pengolahan data primer).
Sebagai contoh iklan salah satu produk pembalut wanita yang bunyinya kira-kira seperti ini: ‘7 dari 10 wanita menggunakan XXXXX’. Inget? Berarti penonton diarahkan untuk membuat kesimpulan bahwa 70% wanita menggunakan pembalut dengan merek yang ditawarkan tersebut. Anda percaya? Jika anda tidak percaya, maka anda dapat melakukan klarifikasi kepada produsen pembalut tersebut. Dan ternyata, mereka benar-benar melakukan survey dengan cara yang metode yang benar. Mereka benar-benar datang ke sekolah-sekolah menengah (kebanyakan SMP, tetapi kadang juga SMA) lalu memberikan kuesioner tentang merek pembalut apa yang mereka gunakan. Pelaksanaan survey tersebut dapat dilihat oleh orang luar secara bebas. Analisis yang digunakan juga dapat dicek oleh orang lain. Dan hasilnya memang benar-benar fantastis, 70% responden menggunakan merek yang diproduksi oleh mereka.
apakah berarti merek tersebut merupakan market leader produk pembalut wanita. Ternyata tidak. Jika dilihat data yang dikeluarkan oleh Om Nielsen, ternyata market leader produk pembalut wanita bukan itu. Bahkan tidak ada satu merek pun yang mampu meraih market share sampai dengan 70%
Itulah yang disebut sebagai kebohongan statistik. Saya bisa tunjukkan kepada anda, dengan metode statistik yang benar, bahwa lebih dari 90% orang suka mengisi kuesioner. Anda percaya? Pasti tidak. Bagi anda yang pernah melakukan penyebaran kuesioner pasti menyanggah karena anda benar-benar merasakan bahwa minat orang untuk mengisi kuesioner tidak sampai sebesar itu, kalau tidak boleh dikatakan rendah. Begini, coba buatlah kuesioner yang berisi pertanyaan “apakah anda suka dengan kuesioner? Kirimkan ke 10.000 responden yang anda ambil secara acak, misalnya dari buku telepon. Agar responden tidak repot, maka pakai pos berlangganan, sehingga responden tidak perlu membeli perangko untuk mengirimkan kuesioner tersebut kepada anda. Hasilnya, dari 10.000 kuesioner yang dikirim, mungkin akan kembali beberapa ratus kuesioner. Dan saya yakin bahwa kebanyakan isinya adalah bahwa responden suka dengan kuesioner. Mengapa? Karena yang tidak suka akan membuang kuesioner tersebut ke tempat sampah atau dipakai buat bungkus kacan.jadi yang mengembalikan kuesioner pastilah orang yang suka dengan statistik.
Contoh metode di atas mempunyai cacat yaitu bahwa sampel penelitian tidak representatif karena tidak mewakili responden yang tidak mengirimkan kuesioner kembali. Kembali kepada riset pembalut wanita di atas, pelaksanaan pengambilan data dilakukan pada sekolah-sekolah menengah, sehingga sampelnya hanyalah pemakai pembalut pemula. Ini sudah cacat karena tidak mewakili konsumen secara keseluruhan. Cacat kedua, adalah bahwa pelaksanaan pengambilan data dilakukan setelah produsen menyelenggarakan acara promosi di sekolah tersebut. Bintang-bintang terkenal didatangkan untuk memeriahkan acara tersebut. Setelah itu, berbagai door prize dibagikan disertai dengan contoh produk. Nah setelah itu, barulah diberi kuesioner. Bayangkan saja, anak SMP diperlakukan seperti itu. pastilah mereka menjawab hal-hal yang baik. Menurut saya, seharusnya hasil survey adalah 100 %
Banyak sekali kebohongan statistik yang terjadi di sekeliling kita. Banyak sekali output penelitian, baik skripsi maupun tesis dihasilkan dari manipulasi data. Hal tersebut sudah menjadi rahasia umum. Tapi mau gimana lagi. Ketika mendapati hasil suatu penelitian yang tidak sesuai teori, pastilah repot ketika ujian. Dosen sendiri juga mendukung adanya manipulasi tersebut. Pelaksanaan ujian akan lebih mudah kalau hasil penelitian sesuai teori dari pada yang bertentangan dengan teori, tetapi data yang dipakai benar-benar aktual tanpa manipulasi. Jadi mahasiswanya berpikir, dari pada apa adanya repot pas ujian, datanya diganti agar signifikan
PENUTUP
Dari apa yang sudah saya paparkan diatas jadi, Jika menemukan data statistik, atau suatu kesimpulan yang didasarkan pada data statistik tertentu, ujilah dahulu hal tersebut. Biasanya, lembaga resmi pengolah data statistik lebih dapat dipercaya. Tidak selalu statistik itu berbicara tentang suatu keadaan yang sebenarnya, malah tidak sedikit orang yang berusaha mencari keuntungan dari berbohong dengan statistik.
SUMBER REFERENSI
Purwanto Suryadi. 2016. statistika untuk ekonomi dan keuangan modern. Jakarta: salemba empat.
NAMA: Nia kurnia
NIM: 1617202111
KELAS: 4 PSC
MATAKULIAH: Statistik Ekonomi
DOSEN: Mahardika C. R., S.E., M.Si
PENDAHULUAN
statistik adalah ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengelolaan, penyajian, dan analisis data termasuk cara pengambilan kesimpulan dengan memperhitungkan unsur ketidakpastian (uncertain) berdasarkan konsep probabilitas. Definisi lain statistik adalah kumpulan data dalam bentuk angka maupun bukan angka disusun dalam bentuk daftar (tabel) dan atau diagram.
PEMBHASAN
satistika sangat berguna dalam membantu pengambilan keputusan yang tepat menggunakan “kaidah pembuktian” dengan memanfaatkan data dan fakta yang mempunyai nilai informasi.
Bagi mahasiswa dan pengguna statistika tentunya memahami bahwa fakta yang menjadi data dan gambar tidaklah berbohong, namun dalam statistika juga dikenal apa yang dinamakan “kebohongan” statistika.
Mengapa hal demikian terjadi? Kebohongan statistika terjadi karena statistika diterapkan secara tidak tepat. Dalam hal ini statistika terjadi karena statistika diterapkan secara tidak tepat. Dalam hal ini statistika digunakan untuk mendukung suatu kebohongan, sehingga kebohongan tersebut seolah-olah tidak terjadi karena didukung atau ditutupi dengan data yang disajikan dengan metode statistika yang tepat. Berjamin Disraeli menyatakan “figures don’t lie;liar figures” gambar dan data tidak pernah berbohong, namun oranglah yang memanipulasi atau menyajikan gambar dan data secara tidak tepat. Oleh sebab itu, kegunaan statistika akan sangat berarti apabila dalam proses mendapatkan, mengolah, dan menyajikan data dilakukan dengan jujur dan cara yang tepat
Kebanyakan orang memandang bahwa mereka yang mencantumkan data statistik kedalam tulisan, video, presentasi, debat, atau bentuk penyampaian informasi lainnya, merupakan orang yang kredibel dan berpendidikan. Mereka mencantumkan data statistik sebagai bukti pendukung yang kuat agar maksud dan tujuan utama dari informasi yang ingin disampaikan bisa tercapai. Statistik sering juga dijadikan payung dalam membantah argumen lawan, dan orang yang berbicara menggunakan data statistik seakan-akan terlihat expert dalam bidang yang sedang diisukan.
Sebenarnya, tidak ada satu hal pun yang salah dalam penyampaian data statistik, terlebih lagi data statistik dihitung dengan ilmu matematika yang selalu memiliki jawaban yang pasti. Namun sadarkah kamu, kalau ada beberapa orang, yang ketika mereka memasukan data statistik kedalam informasi yang disampaikan, sebenarnya bukan hanya ingin dianggap benar dan kredibel oleh kamu, tapi lebih jauh dari itu : mereka ingin mempengaruhi kamu agar percaya dengan ide atauopini yang disampaikan. Padahal, tidak semua data statistik bisa dikatakan akurat-terlebih dalam meramal suatu hal-serta berkorelasi langsung dengan topik yang sedang dibahas.
Contoh statistik tabel hasil perolehan suara pemilihan ketua OSISI SMPN 2 Mojolaban:
Statistik merupakan sebuah produk buatan manusia. Dimana didalamnya belum tentu dapat secara langsung menggambarkan persis apa yang terjadi karena setiap data statistik memiliki nilai margin of error-nya masing-masing. Namun kenyataannya, statistik sering dijadikan data pendukung layaknya fakta konkret suatu peristiwa yang mana sebenarnya kita perlu tahu bahwa data yang digunakan dapat berupa data primer (data yang sampelnya diambil dan diolah langsung) dan data sekunder (data yang diambil dari sumber lain yang telah melakukan pengolahan data primer).
Sebagai contoh iklan salah satu produk pembalut wanita yang bunyinya kira-kira seperti ini: ‘7 dari 10 wanita menggunakan XXXXX’. Inget? Berarti penonton diarahkan untuk membuat kesimpulan bahwa 70% wanita menggunakan pembalut dengan merek yang ditawarkan tersebut. Anda percaya? Jika anda tidak percaya, maka anda dapat melakukan klarifikasi kepada produsen pembalut tersebut. Dan ternyata, mereka benar-benar melakukan survey dengan cara yang metode yang benar. Mereka benar-benar datang ke sekolah-sekolah menengah (kebanyakan SMP, tetapi kadang juga SMA) lalu memberikan kuesioner tentang merek pembalut apa yang mereka gunakan. Pelaksanaan survey tersebut dapat dilihat oleh orang luar secara bebas. Analisis yang digunakan juga dapat dicek oleh orang lain. Dan hasilnya memang benar-benar fantastis, 70% responden menggunakan merek yang diproduksi oleh mereka.
apakah berarti merek tersebut merupakan market leader produk pembalut wanita. Ternyata tidak. Jika dilihat data yang dikeluarkan oleh Om Nielsen, ternyata market leader produk pembalut wanita bukan itu. Bahkan tidak ada satu merek pun yang mampu meraih market share sampai dengan 70%
Itulah yang disebut sebagai kebohongan statistik. Saya bisa tunjukkan kepada anda, dengan metode statistik yang benar, bahwa lebih dari 90% orang suka mengisi kuesioner. Anda percaya? Pasti tidak. Bagi anda yang pernah melakukan penyebaran kuesioner pasti menyanggah karena anda benar-benar merasakan bahwa minat orang untuk mengisi kuesioner tidak sampai sebesar itu, kalau tidak boleh dikatakan rendah. Begini, coba buatlah kuesioner yang berisi pertanyaan “apakah anda suka dengan kuesioner? Kirimkan ke 10.000 responden yang anda ambil secara acak, misalnya dari buku telepon. Agar responden tidak repot, maka pakai pos berlangganan, sehingga responden tidak perlu membeli perangko untuk mengirimkan kuesioner tersebut kepada anda. Hasilnya, dari 10.000 kuesioner yang dikirim, mungkin akan kembali beberapa ratus kuesioner. Dan saya yakin bahwa kebanyakan isinya adalah bahwa responden suka dengan kuesioner. Mengapa? Karena yang tidak suka akan membuang kuesioner tersebut ke tempat sampah atau dipakai buat bungkus kacan.jadi yang mengembalikan kuesioner pastilah orang yang suka dengan statistik.
Contoh metode di atas mempunyai cacat yaitu bahwa sampel penelitian tidak representatif karena tidak mewakili responden yang tidak mengirimkan kuesioner kembali. Kembali kepada riset pembalut wanita di atas, pelaksanaan pengambilan data dilakukan pada sekolah-sekolah menengah, sehingga sampelnya hanyalah pemakai pembalut pemula. Ini sudah cacat karena tidak mewakili konsumen secara keseluruhan. Cacat kedua, adalah bahwa pelaksanaan pengambilan data dilakukan setelah produsen menyelenggarakan acara promosi di sekolah tersebut. Bintang-bintang terkenal didatangkan untuk memeriahkan acara tersebut. Setelah itu, berbagai door prize dibagikan disertai dengan contoh produk. Nah setelah itu, barulah diberi kuesioner. Bayangkan saja, anak SMP diperlakukan seperti itu. pastilah mereka menjawab hal-hal yang baik. Menurut saya, seharusnya hasil survey adalah 100 %
Banyak sekali kebohongan statistik yang terjadi di sekeliling kita. Banyak sekali output penelitian, baik skripsi maupun tesis dihasilkan dari manipulasi data. Hal tersebut sudah menjadi rahasia umum. Tapi mau gimana lagi. Ketika mendapati hasil suatu penelitian yang tidak sesuai teori, pastilah repot ketika ujian. Dosen sendiri juga mendukung adanya manipulasi tersebut. Pelaksanaan ujian akan lebih mudah kalau hasil penelitian sesuai teori dari pada yang bertentangan dengan teori, tetapi data yang dipakai benar-benar aktual tanpa manipulasi. Jadi mahasiswanya berpikir, dari pada apa adanya repot pas ujian, datanya diganti agar signifikan
PENUTUP
Dari apa yang sudah saya paparkan diatas jadi, Jika menemukan data statistik, atau suatu kesimpulan yang didasarkan pada data statistik tertentu, ujilah dahulu hal tersebut. Biasanya, lembaga resmi pengolah data statistik lebih dapat dipercaya. Tidak selalu statistik itu berbicara tentang suatu keadaan yang sebenarnya, malah tidak sedikit orang yang berusaha mencari keuntungan dari berbohong dengan statistik.
SUMBER REFERENSI
Purwanto Suryadi. 2016. statistika untuk ekonomi dan keuangan modern. Jakarta: salemba empat.
Komentar
Posting Komentar