Pengenalan Probabilitas
PENGENALAN PROBABILITAS
Disusun
oleh:
WIWIK WIJAYANTI (1617202126)
Kelas : 4 Perbankan Syariah C
Matakuliah : Statistik Ekonomi IIDosen : Mahardhika Cipta Raharja S.E., M.Si
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PURWOKERTO
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
TAHUN
2018
PENDAHULUAN
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan dengan beberapa pilihan yang harus
kita tentukan memilih yang mana biasanya kita dihadapkan dengan
kemungkinan-kemungkinan suatu kejadian yang mungkin terjadi dan kita harus
pintar-pintar mengambil sikap jika menemukan keadaan seperti ini, misalkan saja
pada saat kita ingin bepergian kita melihat langit mendungdalam keadaan ini
kita dihadapkan dalam dua permasalahan yaitu, kemungkinan terjadinya hujan
serta kemungkinan langit hanya mendung saja. Statistik yang membantu
permasalahan dalam hal ini adalah probabilitas.
PEMBAHASAN
Dalam kenyataan sehari-hari kita
sering mendengar kata “probabilitas” atau kemungkinan. Perang Amerika dan Irak
kemungkinan (likelihoad) mendorong kenaikan indeks harga saham. Krisis
minyak akibat perang, memberikan probabilitas (chance) Indonesia
mendapatkan keuntungan yang tidak diduga-duga (windfall profit). Pada
bulan Desember-Januari ketika kita berturut-turut kita merayakan Hari Raya Idul
Fitri, Natal, dan Tahun Baru menyebabkan probabilitas inflasi menjadi sangat
besar. Lind (2002) mendefinisikan probabilitas sebgai berikut:
Probabilitas
adalah suatu ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa (event) akan
terjadi dimasa mendatang Probabilitas dinyatakan antara 0 sampai 1 atau dalam presentase.
Sedangkan menurut Mendenball dan
Rinmuth,1982 menyatakan “probabilitas ialah suatu nilai yang dipergunakan untuk
mengukur tingkat terjadinya suatu kejadian yang acak.
Ada tiga hal
penting dalam rangka membicarakan probabilitas yaitu percobaab (experiment),
hasil (outcome), dan peristiwa (event).
Percobaan adalah pengamatan terhadap
beberapa aktivitas atau proses yang memungkinkan timbulnya paling sedikit 2
peristiwa tanpa memperhatikan peristiwa mana yang akan terjadi. Percobaan
adalah aktivitas yang melahirkan suatu pristiwa. Contoh: kegiatan melempar uang
akan melahirkan peristiwa muncul gambar atau angka, kegiatan jual beli saham
akan melahirkan peristiwa membeli atau menjual, perubahan harga-harga akan
melahirkan inflasi dan deflasi, mahasiswa yang giat belajar akan melahirkan
prestasi yang memuaskan, sangat memuaskan atau terpuji. Pertandingan sepak bola
akan melahirkan peristiwa menang, kalah, atau seri. Kegiatan-kegiatan yang
melahirkan peristiwa tersebut dikenal sebagai percobaan.
Hasil (outcome) adalah suatu
hasil dari sebuah percobaan. Jadi hasil adalah seluruh kemungkinan peristiwa
yang akan terjadi akibat adanya suatu percobaan atau kegiatan. Peristiwa
menunjukan hasil yang terjadi dari suatu kejadian. Dalam setiap percobaan atau
kegiatan hanya ada satu kemungkinan hasil. Pada kegiatan jual beli saham, kalau
tidak membeli berarti menjual. Pada perubahan harga terjadi inflasi atau
deflasi dan lain sebagainya.
Berikut diberikan contoh urutan
antara percobaan, hasil, dan peristiwa.
Probabilitas/kegiatan: Pertandingan
sepak bola Persita VS PSIS di stadion
Tangerang, 24 juli 2007
Hasil : Persita menang
Persita
kalah
Seri,
Persita tidak kalah dan menang
Peristiwa : Persita Menang
Bagaimana
menyatakan Probabilitas?
Probabilitas
dinyatakan dalam bentuk pecahan antara 0 sampai 1. Probabilitas 0 menunjukan
peristiwa yang tidak mungkin terjadi, sedang probabilitas 1 menunjukan
peristiwa pasti terjadi.
Probabilitas
dapat dinyatakan dalam desimal atau presentase. Misalnya:
1.
Pada hari
jum’at adalah penutupan bursa saham, maka kebanyakan investor berusaha meraih
keuntungan melalui penjualan saham atau yang biasanya diistilahkan profit
taking, sehingga probabilitas penjualan mencapai 0,7 sedang membeli 0,3.
2.
Ketika perang
antara Amerika Serikat dengan Irak memuncak di tahun 2003-2005, probabilitas
inflasi diatas dua digit di Indonesia mencapai 70% dan hanya 30% probabilitas
inflasi dibawah dua digit.
3.
Melihat kondisi
kesiapan fisik dan mental para pemain Persita dan PSIS, maka Persita mempunyai
probabilitas menang 50% : 50% dibandingkan PSIS.
Pendekatan
Probabilitas
Untuk
menentukan tingkat probabilitas ada tiga pendekatan yaitu pendekatan klasik,
pemdekatan relatif, dan pendekatan subjektif.
1.
Pendekatan
Klasik
Pendekatan klasik mengasumsikan bahwa sebuah peristiwa mempunyai
kesempatan untuk terjadi yaang sama besar (equally likely). Probabilitas
suatu peristiwa kemudian dinyatakan sebagai rasio antaraa jumlah kemungkinan
hasil dengan total kemungkinan hasil (rasio peristiwa terhadap hasil.
Contoh :
Kepala pabrik
mengatakan bahwa 100 barang produksinya, ada 25 yang rusak. Kalau barang
dibungkus rapi, kemudian seorang pembeli mengambil satu barang secara acak.
Berapa probabilitas bahwa barang tersebut rusak?
Diketahui n=
100 dan x=25, dengan demikian,
Pada suatu
percobaan dimana ada satu peristiwa yang terjadi, sehingga peristiwa lain tidak
dapat terjadi pada suatu percobaan dengan waktu yang sama dikenal dengan
peristiwa saling lepas (mutually exclusive).
Peristiwa
saling lepas (mutually exclusive) adalah terjadinya suatu peristiwa
sehingga peristiwa lain tidak terjadi pada waktu yang sama.
Pada suatu
percobaan yang mempuanyai lebih dari satu, dan suatu hasil mempunyai
probabilitas sama serta hanya satu peristiwa terjadi, maka peristiwa ini
dikenal dengan lengkap terbatas kolektif (collective exhaustive).
Lengkap
terbatas kolektif (collective exhaustive) adalah sedikitnya suatu dari
seluruh hasil yang ada, pasti terjadi pada setiap
percobaan atau kegiatan yang dilakukan.
2.
Pendekatan
Relatif
Pendekatan realatif
ini berbeda dengan pendekatan klasik, besar probabilitas suatu peristiwa tidak
dianggap sama, tetapi tergantung pada beberapa banyak suatu peristiwa terjadi
dari keseluruhan percobaan atau kegiatan yang dilakukan. Probabilitas suatu
kejadian dinyatakan sebagai berikut:
3.
Pendekatan
Subjektif
Yang dimaksud
dengan pendekatan subjektif sendiri adalah menentukakan besarnya probabilitas
suatu peristiwa didasarkan pada penilaian pribadi yang dinyatakan dalam derajat
kepercayaan. Penilaian subjektifitas diberikan karena sedikit atau tidak ada
informasi yang diperoleh atau berdasarkan keyakinan. Sebagai contoh : (a)
menurut pengamat politik Fauzi Bowo akan terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta
pada Pilkada Agustus 2007, (b) menrut mentri keuangan Indonesia Sri Mulyani
pada tahun 2007, Indonesia akan menghadapi gejala krisis, walaupun fondasi
ekonomi kuat, atau (c) anda akan mendapatkan nilai minimal B untuk mata kuliah
Statistika. Semua contoh tersebut hanya didasarkan pada penilaian pribadi dan
mungkin tidak banyak menggunakan informasi sebagai dasar pertimbangan. Oleh
sebab itu, pendekatan demikian dinamakan pendekatan subjektif.
Konsep Dasar
Probabilitas dan Hukum Probabilitas
1)
Hukum
Penjumlahan
Hukum penjumlahan digunakan untuk menghubungkan
beberapa peristiwa. Dalam hukum penjumlahan ada tiga peristiwa yaitu:
a)
Hukum yang digunakan
untuk peristiwa saling lepas
P(A
atau B)= P(A) + P(B)
Contoh:
kegiatan perdagangan saham di BIJ untuk tiga perusahaan perbankan dengan jumlah
total sebanyak 200 transaksi diketahui bahwa:
Probabilitas
Jual =P(A)= 120/200=0,60
Probabilitas
Beli =P(B)= 80/200 =0,40
Sehingga
probabilitas A atau B yaitu:
P(A atau B)=
P(A)+P(B)= 0,6+0,4=1,0
b)
Hukum yang
digunakan untuk peristiwa yang tidak saling lepas
Dua peristiwa
dikatakan tidak saliang lepas bila dua peristiwa tidak saling lepas atau kedua
pristiwa atau lebih tersebut dapat terjadi bersamaan.
Dapat
dirumuskan sebagai berikut:
P(A
atau B)=P(A)+P(B)-P(A dan B)
Contohnya :
Setumpuk kartu
bridge yang akan diambil salah satu kartu. Berapa brobabilitasnya dalam sekali
pengambilan tersebut akan diperoleh kartu Ace atau kartu Diamont?
Dimisalkan A=
kartu Ace
B= kartu Diamont
Maka P(A atau
B) =P(A)+P(B)-P(A dan B)
=
=
c)
Hukum
komplementer
P(A)=
1-P(B)
2)
Hukum perkalian
digunakan untuk menggabungkan peristiwa yang bersifat independent
a)
Hukum yang
digunakan untuk peristiwa independent
Peristiwa independent adalah terjadinya suatu
peristiwa atau kejadian tidak memengaruhi probabilitas terjadinya peristiwa
lainnya.
P(A dan B) = P(A) x P(B)
Contoh :
Apabila anda melemparkan uang logam dua kali
keudara, berapakah probabilitas kedua lemparan tersebut menghasilkan gambar?
Penyelesain:
Probabilitas gambar ½ dan probabilitas angka ½ pada lemparan pertama
probabilitas gambar P(A)= ½ . pada gambar kedua probabilitas gambar P(B) juga
½ . oleh sebab itu probabilitas P(A) dan
P(B) adalah:
P(A
dan B) = P(A) x P(B)
= ½ x ½
= ¼
b)
Hukum yang
digunakan untuk peristiwa yang tidak independent
P(A dan B) = P(A) x P(B│A)
c)
Probabilitas
bersyarat P(B│A) menunjukan bahwa suatu peristiwa B akan terjadi dengan syarat
peristiwa A terjadi terlebih dahulu.
Kesimpulan
Probabilitas
adalah suatu ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa (event) akan
terjadi dimasa mendatang Probabilitas dinyatakan antara 0 sampai 1 atau dalam presentase. Sedangkan menurut Mendenball dan Rinmuth,1982
menyatakan “probabilitas ialah suatu nilai yang dipergunakan untuk mengukur
tingkat terjadinya suatu kejadian yang acak.
Ada tiga
pendekatan probabilitas, yaitu pendekatan klasik, pendekatan relatif, dan
pendekatan subjektif.Konsep Dasar Probabilitas dan Hukum Probabilitas, yaitu Hukum
Penjumlahan dan Hukum Perkalian.
DAFTAR PUSTAKA
Suhryadi Purwanto,2008,StatistikauntukEkonomidanKeuangan Modern edisi
2,Jakarta, SalembaEmpat
J. Supranto,2008, StatistikTeoridanAplikasi, Jakarta, Erlangga
Komentar
Posting Komentar