HAK
UNTUK BEKERJA
Makalah
ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Tafsir dan Hadis Ekonomi Makro
Dosen
Pengampu :
Dr.Hj.
Naqiyah, M.Ag.
Disusun
Oleh :
Nia Kurnia (1617202111)
PERBANKAN
SYARI'AH
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)PURWOKERTO
2018
PENDAHULUAN
Kerja dalam Islam bukan hanya
sekedar rutinitas harian yang boleh atau tidak boleh dilakukan. Kerja dalam
Islam merupakan ibadah yang menuntut kesungguhan. Nabi Muhammad sebagai suri
tauladan umat Islam telah memberikan contoh bagaimana beliau bekerja dan
berusaha untuk urusan dunia dengan usaha sungguh-sungguh. Bahkan Ali bin Abi
Thalib sebagaimana sahabat nabi yang paling dekat dengan beliau pernah
memberikan nasihat kepada para sahabat “berkerjalah kamu untuk urusan duniamu
seolah-seolah kamu akan hidup selamanya, dan bekerjalah kamu untuk urusan
akhiratmu seolah-seolah kamu akan mati besok
Bahkan Allah SWT berfirman dalam
kitab-Nya “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri.”Q.S. [13]: 11. Ayat ini menjelaskan bahwa
Allah sangat menghargai usaha umatnya. Allah akan membalas dan memberikan
pahala kepada umatnya sesuai dengan usaha yang telah dilakukan oleh umatnya.
Bekerja merupakan hal yang
penting. Namun, jangan sampai mengabaikan ibadah (shalat). Oleh karena itu saya
ingin menyusun sebuah makalah dengan kajian tafsir Quran surat al-jumuah ayat
9-11 yang berhubungan dengan mengutamakan shalat dari persoalan dunia (bekerja).
PEMBAHASAN
A. Q.S AL-JUMUAH AYAT 9-11
ا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِنْ
يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ
خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (٩) فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلاةُ
فَانْتَشِرُوا فِي الأرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ
كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (١٠) وَإِذَا رَأَوْا تِجَارَةً أَوْ لَهْوًا
انْفَضُّوا إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَائِمًا قُلْ مَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ مِنَ
اللَّهْو (١١)وَمِنَ التِّجَارَةِ وَاللَّهُ خَيْرُ
الرَّازِقِينَ
Artinya :
9. Wahai
orang-orang yang beriman! Apabila diseru untuk melaksanakan shalat pada hari
Jum'at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui 10. Apabila
shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyakagar kamu beruntung 11.
Dan apabila mereka melihat perdagangan atau permainan, mereka segera menuju
kepadanya dan mereka tinggalkan engkau (Muhammad) sedang berdiri (berkhutbah).
Katakanlah, "Apa yang di sisi Allah lebih
baik daripada permainan dan perdagangan,” dan Allah pemberi rezeki yang terbaik
B. ASBABUN NUZUL SURAT
AL-JUMUAH AYAT 11
Diriwayatkan
oleh asy-Syaikhaan (al-Bukhari & Muslim) yang bersumber dari Jabir bahwa
ketika Rasulullah saw. berkhotbah pada hari Jum’at, datanglah kafilah yang
membawa dagangan dari Syam. Orang-orang yang mendengarkan khotbah pada keluar
untuk menyambut rombongan kafilah itu, sehingga hanya tinggal dua belas orang
saja yang duduk mendengarkannya. Ayat ini (al-Jumu’ah: 11) turun berkenaan
dengan peristiwa tersebut, yang menegaskan bahwa apa yang ada di sisi Allah
jauh lebih baik daripada apa yang ada pada perniagaan.
Diriwayatkan
oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Jarir, bahwa apabila gadis-gadis yang
menikah, berlangsunglah keramaian dengan seruling dan alat musik lainnya.
Sehingga orang-orang pada pergi melihat keramaian itu dan meninggalkan
Rasulullah saw. yang sedang berdiri berkhotbah di atas mimbar. Maka turunlah ayat
ini (al-Jumu’ah: 11) yang menegaskan bahwa nikmat yang diberikan Allah lebih
baik daripada keramaian dan perniagaan.
Ayat
al-Jumu’ah: 11 ini turun berkenaan dengan kedua peritiwa tersebut di atas. Ibnu
Mundzir meriwayatkan sebuah hadits yang bersumber dari Jabir, yang menyebutkan
kisah pernikahan dan datangnya kafilah itu secara bersamaan. Hadits ini
diriwayatkan melalui satu jalan. Disebutkan bahwa ayat ini (al-Jumu’ah: 11)
turun berkenaan dengan kedua peristiwa itu.
C. METODE TAFSIR IJMALI
tafsir ijmali adalah
menjelaskan ayat al-Quran secara global dari ayat ke ayat mengikuti tertib
mushaf. Yang mana pembahasannya secara populer tidak terlalu mendalam , yang
dapat diresap oleh orang-orang yang hanya mempunyai bekal ilmu pengetahuan
sedikit, sebagai konsumsi untuk orang awam.[1]Diantara
contohnya adalah tafsir jalalayn dan al-Bayan Tafsir ash shiddieq.
adapun
karakteristik tafsir ijmali adalah dibahas dengan mengikuti urutan mushaf,
ditafsirkan secara global, dangkal dan hanya meliputi yang ditunjuk oleh ayat
sehingga dapat terdiri atas beberapa topik sesuai dengan ayat yang sedang
dibahas dan dipaparkan secara deskriptif.[2]
D. TAFSIR
AL-QURAN
(surat
Al-jumuah ayat 9-11 dengan metode Tafsir ijmali)
Tafsir ijmali
adalah merupakan metode tafsir yang menjelaskan ayat secara globaldari ayat ke
ayat mengikuti tertib mushaf. Yang mana pembahasannya secara populer tidak
terlalu mendalam. Dalam tafsir Quran Pada ayat ke 9 dari surah al-jumuah ini
Alloh SWT menerangkan bahwa apabila muazin mengumandangkan adzan pada hari
jumat, maka hendaklah kita meninggalkan perniagaan dan segala usaha dunia serta
bersegera ke mesjid untuk mendengarkan khutbah dan melaksanakan sholat jumat,
dengan cara yang wajar, tidak berlari-lari, tetapi berjalan dengan tenangsampai
ke mesjid, sebagaimana sabda nabi SAW yang artinya: apabila sholat telah
diiqomatkan janganlah kamu mendatanginya dengan tergesa-gesa, tetapi datangilah
dalam keadaan berjalan biasa penuh ketenangan dan rasa mengagungkannya apa yang
engkau capai (dalam sholat jamaah) kerjakanlah dan apa yang luput dari kamu
sempurnakanlah sendiri.(H.R Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Sementara pada ayat ke 10, Alloh SWT
menerangkan bahwa setelah melakukan sholat jumat boleh bertebaran di muka bumi
melaksanakan urusan duniawi, berusaha mencari rezeki yang halal, sesudah
menunaikan yang bermanfaat untuk akhirat. Hendaklah mengisngat Alloh
sebanyak-banyaknya di dalam mengerjakan usahanya dengan menghindarkan diri dari
kecurangan, penyelewengan dan lain-lainnya, karena Alloh maha mengetahui segala
sesuatu yang tersembunyi apalagi yang nampak nyata. Dengan demikian tercapailah
kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan di akhirat.
Dan pada ayat
ke 11 Alloh SWT mencela perbuatan orang-orang mukmin yang pada waktu itu rombongan
unta kalifah dagang tiba-tiba dan diadakan penyambutan beramai-ramai, mereka
pergi menjemputnya dan meninggalkan nabi SAW dalam keadaan berdiri berkhutbah.
Ayat ini ada hubungannya dengan peristiwa waktu Dihyah Al Kalby tiba dari Syam
(suriah), bersama rombongan untanya membawa barang dagangannya seperti tepung,
gandum, minyak dan lain-lainnya. Sebagai kebiasaan apabila rombongan unta
datang, wanita-wanita muda dkeluar menyambut dengan menabuh gendang sebagai
pemberitahuan atas keatang rombongan itu, supaya orang-orang datang berbelanja
membeli barang dagangan yang dibawanya.
Selanjutnya
Alloh SWT memerintahkan Nabi supaya menyampaikan kekeliruan perbuatan mereka
dengan menegaskan bahwa apa yang di sisi Alloh yang bermanfaat bagi akhirat
jauh lebih baik daripada keuntungan dan kesenangan dunia yang diperolehnya,
karena kebahagiaan akhirat itu kekal, sedangkan keuntungan duania akan lenyap.
Ayat 11 ini ditutup dengan satu
penegasan bahwa Alloh itu sebaik-baik pemberi rezeki. Oleh karena itu kepadanyalah
harus kita arahkan segala usaha dan ikhtiar untuk memperoleh rezeki yang halal
mengikuti petunjuk-petunjuknya dan ridhonya.
PENUTUP
Setidaknya ada tiga poin penting yang bisa kita ambil dari surah
al-jumuah ayat 9-11. Pertama, dorongan untuk bersegera memenuhi panggilan Alloh
yang menyeru kepada shalat jumat di ketika seruan pertama dan imam di atas
mimbar, dan meninggalkan segala bentuk perniagaan atau pekerjaan apapun. Dan
lebih baik lagi jika hal tersebut dapat dilakukan datang ke mesjid sebelum
adzan tiba. Kedua, perintah untuk mencari karunia yang berupa rezki dari Alloh
di persada bumi ini setelah melaksanakan segala kewajiban-kewajibannya yang
terutama adalah shalat. Ketiga, sebuah teguran keras dari Alloh kepada
sahabat-sahabat nabi yang meninggalkan beliau dan menyongsong kedatangan
kabilah para pedagang yang datang
membawa aneka barang dagangan, padahal ketika itu beliau sedang berkhotbah
untuk sholat jumat.
Komentar
Posting Komentar